Laporan Praktikum

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1     Hasil
1.1.1     Deskripsi wilayah kajian praktikum
a)   Plot 1
Plot 1 terletak di sekitar tempat parkir Cikole Lembang. Titik ini terletak di 06o 47’ 02 “ LS- 107o 38’ 55,7” BT dengan ketinggian ±1382 mdpl.
Gambar 4.1
Lokasi Praktikum plot 1

b)   Plot 2
Plot 2 terletak di sekitar tempat parkir TWA Gn. Tangkuban Perahu. Titik ini terletak di 06o 46’ 06“ LS- 107o 37’ 17,7” BT dengan ketinggian ±1731 mdpl
Gambar 4.2
Lokasi Praktikum plot 2

c)      Pengamatan Horizon
Pengamatan horizon tanah dilakukan sepanjang jalan menuju punck gunung Tangkuban Perahu dengan 3 titik pengamatan lokasi per 50 meter.
Gambar 4.3
Lokasi plot pengamatan horizon

d)     Plot 3
Plot 3 terletak di sekitar perkebuana the PTPN VIII Ciater Subang.. Titik ini terletak di 06o 43’ 29“ LS- 107o 23’ 03” BT dengan ketinggian 925 mdpl.
Gambar. 4.4
Lokasi plot praktikum

4.1.2 Hasil Berdasarkan Sample tanah yang diambil melalui ring sample

Plot III
No Pengamatan
I
II
I
II
Nama Lokasi
Cikole
Parkiran TWA Tangkuban Perahu
Perkebunan Teh Ciater
Perkebunan Teh Ciater
Landuse
Hutan Skunder
Hutan Primer
Perkebunan
Perkebunan
Kemiringan Lereng
30% 
40% 
15% 
15% 
Bentuk Wilayah
Berbukit agak bergunung
Bergunung
Bergelombang agak berbukit
Bergelombang agak berbukit
Tekstur
Lempung berliat
Lempung liat berdebu
Pasir Berlempung
Lempung liat berpasir
Struktur
Granuler
Gumpal membulat
Granuler
Gumpal
pH
6
5
6
5
Kandungan bahan organik
65%
70%
70%
65%
Kandungan zat kapur
<30% (sedikit)
35% (sedang))
40% (sedang)
40% (sedang)
Warna Tanah
10 R 2,5/1
7,5 YR 3/2
7,5 YR 3/3
7,5 YR 3/4
Konsistensi
 Lunak
 Agak lekat
Gembur
 Gembur
Batas horizon
Baur
Baur
Baur
Baur
Lapisan liat
Sedang
Banyak
Sedikit
Sedikit
Perakaran
Sedikit
Banyak dengan ukuran sedang ( 3mm)
Sedikit
sedikit
Kedalaman (cm)
 15
16 
16 
17 
Fauna Activity
 Sedang (5/7cm2)
Sedang (4/7cm2)
sedang (8/7cm2) 
Sedikit (2/7cm2)
Massa Jenis
 0,60
0,69
0,58 
0,60 
Tabel 4.1
Tabel Pengamatan

1.2     Pembahasan
4.2.1 Sifat Fisik Tanah

1.      Tekstur Tanah
Tekstur Tanah pada 4 plot yang dilakukan pengambilan 4 sample dilapangan terdiri dari :
Plot 1 ( cikole ) bercirikan : rasa agak licin,  agak melekat, dapat dibentuk bola agak teduh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. Kandungan pasir tanah pada wilayah ini sekitar 20%, 50% debu, dan 30% liat Sehingga dapat disimpulkan tekstur tanah di wilayah ini adalah lempung berliat (SiCL).
Jenis tekstur pada wilayah kajian TWA Gn. Tangkuban Perahu (plot2) yaitu lempung liat berdebu (SiCL) dengan cirri-ciri : rasa halus agak licin melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat. Kandungan pasir pada tanahnya hanya sekitar 10%, yang mendominasi adalah kandungan debu sekitaran 50%, dan kandungan liat sekitar 40%.
Jenis tekstur pada daerah sekitaran PTPN VIII Ciater Subang, pada horizon atas yaitu Lempung berpasir (SL), dengan cirri-ciri : rasa kasar agak jelas, agak melekat dapat dibuat bola, mudah hancur. Kandungan pasir 45%, 20% liat, dan 35% debu.
Jenis tekstur pada daerah sekitaran PTPN VIII Ciater Subang, pada horizon bawah yaitu lempung liat berpasir (SCL), dengan cirri-ciri sample tanah pada daerah ini adalah rasa halus dengan sedikit bagian, agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teduh, dapat gulungan mudah hancur. Kandungan pasir sekitar 45% pasir, 20% debu dan 35% liat.
Lokasi
Jenis Tekstur
Ciri
Kandungan %
Pasir
Debu
Liat
Cikole
Lempung Berliat
rasa agak licin,  agak melekat, dapat dibentuk bola agak teduh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur
20
50
30
TWA. Gn Tangkuban Perahu
Lempung liat berdebu
rasa halus agak licin melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat
10
50
40
Perkebunan The Horizon Atas
Lempung Berpasir
rasa kasar agak jelas, agak melekat dapat dibuat bola, mudah hancur
45
20
35
Perkebunan The Horizon Bawah
Lempung Liat Berpasir
rasa halus dengan sedikit bagian, agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teduh, dapat gulungan mudah hancur
45
20
35
Tabel 4.2
Tekstur tanah di lapangan
2.      Struktur
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila didalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik yaitu terdapat ruang pori didalam dan diantara agregat yang dapat diisi air dan udara serta mantap keadaanya. Agregat tanh yang mantap keadaanya akan tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butir air hujan, dengan demikian tidak tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, yang akhirnya kapasitas infiltrasi akan besar atau run off diperticfal.
Penetapan struktur tanah di lokasi penelitian dilakukan secara makroskopik, struktur tanah yang ada di daerah penelitian adalah :
a)         Struktur Granuler, terdapat pada nomor pengamatan 1 sample daerah Cikole, nomor pengamatan 3 sample horizon A dan B.
b)         Struktur Gumpal, terdapat pada nomor pengamatan 2 sample daerah TWA Gn. Tangkuban Perahu.
Sedangkan hubungan antara struktur tanah dengan penggunaan lahan di daerah penelitian ditampilkan dalam tabel berikut :

No
Penggunaan Lahan
Struktur Tanah
1
Hutan sekunder
Granuler
2
Hutan Primer
Gumpal membulat
3
Perkebunan Teh
Granuler
4
Perkebunan Teh
Granuler
Tabel : 4.3
Penggunaan lahan dan struktur tanah


3.      Warna Tanah
Pengukuran warna tanah dilakukan dengan cara mencocokan warna tanah tersebut dengan buku warna tanah dari MUNSELL, berdasarkan hasil pencocokan maka didapatkan warna tanah di daerah penelitian kami sebagai berikut :
a)      10 R 2,5/1 pada no pengamatan 1 (Cikole)
b)      7,5 YR 3/2 pada no pengamatan 2 (TWA. Gn Tangkuban Perahu)
c)      7,5 YR 3/3 pada no pengamatan 3 (Horizon A, perkebunan Teh ciater)
d)     7,5 YR ¾ pada no pengamatan 4 (horizon B, Perkebunan teh ciater)
4.      Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah yang ada di daerah penelitian kami dikelompokan sebagai berikut :
·         Lunak pada nomor pengamatan 1 ( cikole )
·         Agak lekat pada nomor pengamatan 2 (TWA. Gn Tangkuban Perahu)
·         Gembur pada nomor pengamatan 3 dan 4 ( Horizon A dan B perkebunan teh ciater)
Berdasarkan hasil diatas maka sebagian besar konsistensi di  daerah penelitian kami adalah gembur dengan jumlah 2 pengamatan.

5.      Kemiringan Lereng
Keadaan lingkungan diluar solum tanah yang sangat  besar pengaruhnya terhadap kesesuaian tanah (lahan) untuk berbagai penggunaan adalah lereng. Lereng tempat diamati tanah berkisaran 15-40% dengan deskripsi:
Lokasi Pengamatan
Kemiringan Lereng
Deskripsi
 Plot 1 (Cikole)
30%
 Merupakan wilayah di kaki gunung Tangkuban perahu
 Plot 2 (TWA Gn T. Perahu)
40%
 Merupakan kawasan wisata Tangkuban Perahu,  dengan wilayah bergunung
 Plot 3 ( Perkebunan the)
15%
 Merupakan wilayah perkebunan the dengan bentuk wilayah bergelombang agak berbukit
 Plot 4 (perkebunan the)
15%
 Merupakan wilayah perkebunan the dengan bentuk wilayah bergelombang agak berbukit
Tabel 4.4
Lokasi, kemiringan lereng dan deskripsi

6.      Deskripsi keadaan tanah undisturb saat uji laboraturium
Lokasi
Berat Ring Sample (gr)
Berat Ring sample + Tanah (gr)
Berat Tanah sebelum dioven (gr)
Berat tanah setelah dioven (gr)
Plot 1 (cikole)
36,20
190,04
153, 84
71,11
Plot 2 (TWA Gn T. Perahu)
36,20
162,00
126,64
43,22
Plot 3 (perkebunan the)
36,20
156, 20
119,4
84,94
Plot 3 (perkebunan the)
36,20
177,20
136,40
73,14
Tabel 4.5
Deskripsi keadaan tanah undisturb saat uji laboraturium
a)      Volume total
Volume total = volume ring sample
Volume total = πr2t
                          cm3 
b)     Massa Total
·      Plot 1
Massa.total = (massa.ring sample + massa tanah )- massa.ring sample
                   = ( 190,04 )- 36,20
                   = 153, 84 gr
·      Plot 2
Massa.total = (massa.ring sample + massa tanah )- massa.ring sample
                   = ( 162,00 )- 36,20
                   = 126, 64 gr
·      Plot 3
Massa.total = (massa.ring sample + massa tanah )- massa.ring sample
                   = ( 156,20 )- 36,20
                   = 120 gr
·      Plot 4
Massa.total = (massa.ring sample + massa tanah )- massa.ring sample
                   = ( 177,20 )- 36,20
                   = 141 gr
c)      Massa Air  (Volume air)
·   Plot 1
Massa.air    = massa tanah sebelum dioven- massa tanah setelah dioven
                   = 153, 84 gr -71,11 gr
                   = 82, 73 gr
·   Plot 2
Massa.air    = massa tanah sebelum dioven- massa tanah setelah dioven
                   = 126, 64 gr - 43,22 gr
                   = 83, 42 gr
·   Plot 3 ( atas )
Massa.air    = massa tanah sebelum dioven- massa tanah setelah dioven
                   = 119,4 gr -84,94 gr
                   = 34,46 gr
·   Plot 3 (bawah)
Massa.air    = massa tanah sebelum dioven- massa tanah setelah dioven
                   = 136, 40 gr -73,14 gr
                   = 63,26 gr

d)     Massa Padat
·   Plot 1
Massa Padat = Massa total – Massa air
                     = 153, 84 gr - 82, 73 gr
                     = 71,11 gr
·   Plot 2
Massa Padat = Massa total – Massa air
                     = 126, 64  gr - 83, 42 gr gr
                     = 43,22 gr
·   Plot 3
Massa Padat = Massa total – Massa air
                     = 120 gr - 34,46 gr
                     = 85,54 gr
·   Plot 4
Massa Padat = Massa total – Massa air
                     = 141 gr - 63, 26 gr
                     = 77,74 gr

e)      Volume padat
Volume padat diukur dengan cara menggunakan gelas ukur yang isi air kemudian diisi dengan tanah, dan dilihat kenaikan volume air.
·   Plot 1 = 40 ml
·   Plot 2 = 50 ml
·   Plot 3 = 40 ml
·   Plot 4 = 40 ml

f)       Kelembaban
·         Plot 1
Kelembaban=

·         Plot 2
Kelembaban=
·         Plot 3 (horizon atas )
Kelembaban=
·         Plot 3 (horizon bawah)
Kelembaban=
g)      Massa Jenis tanah
Massa jenis tanah dapat dihitung menggunakan piknometer berukuran 50 ml.

Sample tanah (plot)
Berat piknometer (gr)
Berat zat cairn(gr)
Berat contoh tanah(gr)
Berat piknometer+air(gr)
Berat piknometer+air+tanah(gr)
1
25,99
47,75
2,67
73,74
76,41
2
25,99
48,10
2,51
74,09
76,60
3
25,99
44,10
2,30
75,79
76,95
4
25,99
47,54
2,74
73,53
76,27
Tabel 4.6
Massa tanah untuk mengukur massa jenis tanah

Massa jenis tanah =
Ρ air =Berat jenis zat cair
M3= berat pikometer+contoh tanah
M1= Berat pikometer + zat cair
M2= Berat contoh tanah

·         Plot 1
Massa jenis tanah =
=

=
= 0,60 gr
·         Plot 2
Massa jenis tanah =
=

=
= 0,59
·         Plot 3
Massa jenis tanah =
=

=
=  0,58 gr
·         Plot 4
Massa jenis tanah =
=

=
= 0,60 gr

4.2.2 Sifat Kimia Tanah
1. pH tanah
Pengukuran PH tanah dilakukan dengan cara mencampur tanah dengan larutan KCL pada tabung reaksi. Setelah tanah dicampurkan  kemudian masukan  kertas lakmus, setelah itu  kemudian dicocokan dengan warna PH tanah. Adapun  hasilnya dapat dikelompokan sebagai berikut:
a)         pH 5 terdapat pada no pengamatan 2 dan 4
b)         pH 6 terdapat pada no pengamatan 1 dan 3
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagian besar  PH di daerah penelitian kami berkisar antara 5-6, yang termasuk PH agak asam.

1.      Kandungan CaCo3 ( Kapur)
Asal Ca dalam tanah adalah  dari :
1.      mineral-mineral primer, misalnya mineral plagioklas
2.      karbonat : Ca CO3 (kalsit) dan Ca Mg (CO3)2 (doloklit)
3.      Garam-garam CaSO4 (gypsum) dan Ca Fosfat
Ca diambil tanaman dalam bentuk Ca++, fungsi Ca dalam tanaman :
·         Untuk tumbuh (elongation)
·         Untuk penyusunan dinding-dinding sel tanaman
·         Pembelahan sel
Penelitian kami tentang Ca dengan menggunakan larutan HCL, yautu menetesi tanah dengan larutan tersebut, apabila ada buih-buihnya maka dikatakan banyak mengandung Ca (kapur) dan apabila tidak ada buihnya maka dapat dikatakan tidak mengandung kapur, tapi ada juga yang kandungan kapurnya sedang, yaitu bila buihnya hanya sedikit.
Hasil penelitian kami yaitu :
1.      Kandungan kapur sedikit, terdapat pada nomor pengamatan 1.
2.      Kandungan kapur sedang, terdapat pada nomor pengamatan 2, 3,dan 4
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian kami sebagian besar umumnya mengandung kapur sedang.
4.2.3        Sifat Biologi
1.Bahan Organik
Bahan organic umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Bahan organic dalam tanah terdiri dari bahan  organik  kasar  dan bahan organic halus atau humus. Humus berasal dari hancuran bahan orhanik kasar serta  senyawa-senyawa baru yang dibentuk  dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.
Penetapan BO tanah di daerah penelitianj kiami dilakukan dengan cara ditetesi oleh larutan H2O2 (Hidrogen Piroksida). Apabila setelah ditetesi  tanah itu mengeluarkan buih dan asap, maka kandungan BOnya tinggi, tetapi apabila setelah ditetesi tak ada reaksiapapun, maka kandungan BOnya tidak ada.
Berdasarkan hasil percobaan, di daerah  penelitian kami  ternyata seluruh sample tanah setelah ditetesi dengan larutan H2O2 (Hidrogen Piroksida)ternyata semuanya langsung mengeluarkan buih dan asap. Dari reaksi tersebut sample tanah yang mengandung bahan organic >60% dapat disimpulkan bahwa di daerah penelitian kami banyak mengandung BO (bahan Organik).


4.3 Profil Tanah
Profil tanah berdasarkan pengamatan di lereng per plot sebagai berikut:
Plot 1 (cikole)
Horizon
O
A
B
Tekstur
Lempung liat berpasir
Lempung berliat
lempung liat berpasir
Struktur
Granuler
granuler
granuler
Konsistensi



a) kering
Lepas
sedikit lunak
sedikit kuat
b) lembab
Gembur
gembur
teguh
c) basah
Lekat
lekat
sedikit plastis
Horizon
DI ( datar tidak beraturan)
DI ( datar tidak beraturan)
DI (datar tidak beraturan)
Kedalaman
70 cm
50 cm
 >100cm
Warna
Hitam
hitam kecoklatan
coklat terang
Tabel 4.7
Table profil tanah di plot 1 Cikole

Gambar 4.5
Penampang tanah plot 1 secara gambar dan kenyataan dilapangan


Plot 2.1
Horizon
O
A
B
Tekstur
lempung liat berpasir
lempung
liat berpasir
Struktur
granuler
granuler
gumpal
Konsistensi



a) kering
lepas
lemah
lemah
b) lembab
gembur
gembur
teguh
c) basah
tidak lekat
tidak lekat
lekat
Horizon
 Jelas dan tidak beraturan
Jelas dan tidak beraturan 
Jelas dan tidak beraturan 
Kedalaman
10 cm
17 cm
20 cm
Warna
hitam 
Coklat kehitaman 
coklat 
Tabel 4.8
Table profil tanah di plot 2.1
 
Gambar 4.6
Penampang tanah plot 2.1 secara gambar dan kenyataan dilapangan

Plot 2.2
Horizon
O
A
B
Tekstur
lempung liat berpasir
Liat berpasir
Lempung
Struktur
remah 
gumpal 
gumpal 
Konsistensi



) kering
 lepas
Sedikit lunak 
lepas
b) lembab
 gembur
 lemah
 Sanagt teguh
c) basah
 lekat
lekat 
lekat 
Horizon
 Jelas dan tidak beraturan 
 Jelas dan tidak beraturan 
 Jelas dan tidak beraturan 
Kedalaman
 11 cm
23 cm
35 cm 
Warna
Hitam kecoklatan 
coklat tua 
Abu-abu gelap 
Tabel 4.9
Table profil tanah di plot 2.2









 
























Gambar 4.7
Penampang tanah plot 2.2 secara gambar dan kenyataan dilapangan























































Plot 2.3
Horizon
O
A
B
Tekstur
Pasir berlempung
Lempung berpasir
pasir
Struktur
 granuler
granuler 
granuler 
Konsistensi



a) kering
 lepas
lepas 
Sangat kuat 
b) lembab
lepas 
lepas 
lepas 
c) basah
 Tidak lekat
Tidak lekat 
Tidak lekat 
Horizon
Jelas tidak beraturan 
baur 
baur 
Kedalaman
4 cm 
2 cm 
 11 cm
Warna
 Abu-abu gelap
Coklat keAbu-abuan 
Abu-abu 
Tabel 4.10
Table profil tanah di plot 2.3

 
Gambar 4.8
Penampang tanah plot 2.3 secara gambar dan kenyataan dilapangan

Plot 3
Horizon
O
A
Tekstur
Pasir Berlempung
Lempung liat berpasir
Struktur
Granuler
gumpal
Konsistensi
a) kering
Lepas
Sedikit lunak
b) lembab
Gembur
gembur
c) basah
agak lekat
agak lekat
Horizon
DI (datar tidak beraturan)
DI (datar tidak beraturan)
Kedalaman
50 cm
>50 cm
Warna
7,5 YR 3/3
7,5 YR 3/4
Tabel 4.11
Table profil tanah di plot 3

 

Gambar 4.9
Penampang tanah plot 3 secara gambar dan kenyataan dilapangan